Jumat, 04 Januari 2013

Gadis yang Jatuh Cinta pada Pohon Oak.

Konon, di sebuah desa di perbukitan ada seorang anak gadis yang sangat cantik dan mempesona. Anak gadis tersebut bernama Oryu. Dia mempunyai kebiasaan untuk mengunjungi sebuah pohon oak besar yang tumbuh di atas bukit dekat desanya. Dia percaya bahwa pohon oak besar tersebut mempunyai roh penghuni. Ia sering datang ke tempat itu untuk memberikan persembahan.
Suatu saat Oryu bertemu dengan seorang pria muda yang tampan. Oryu dan pria muda tersebut saling jatuh cinta. Sebenarnya, pria tampan tersebut merupakan penjelmaan dari roh penghuni pohon oak besar yang selama ini ia kunjungi. Sejak saat itu, kebiasaan untuk mengunjungi pohon oak besar di atas bukit dihentikan. Sebagai gantinya Oryu dan pria tersebut saling bertemu di desanya. Pada saat malam ketika Oryu dan pria itu tidak bisa saling bertemu, angin akan berhembus daro arah bukit dengan membawa serta bau harum pohon dan beberapa lembar dauh pohon oak sampai ke jendela kamarnya.
Pada suatu hari, wajah sang pria kelihatan begitu sedih. Oryu memberanikan diri untuk bertanya.
“Hari ini engkau kelihatan sedih, ada apa gerangan?” tanya Oryu penuh perhatian.
“Setelah saat ini mungkin aku sudah tidak akan bisa lagi bertemu denganmu” kata sang pria dengan sedih.
“Kenapa kau bilang begitu? Ada apa? Kenapa kita tidak bisa bertemu lagi?” tanya Oryu agak bingung.
Tetapi sang pria tidak menjawabnya. Ia diam seribu bahasa.
Saat itu tersebar berita bahwa para bangsawan di Istana Kyoto akan membangun sebuah istana baru yang sangat besar. Karena itu mereka membutuhkan bahan kayu yang besar dan banyak pula. Di tempat lain tidak ada pohon oak yang sebesar yang ada di atas bukit itu. Keliling pohon oak di atas bukit itu sepanjang kurang lebih tiga meter, sudah pasti ia akan ikut ditebang untuk pembangunan istana di Kyoto.
Beberapa hari kemudian, akhirnya kekhawatiran sang pria menjadi kenyataan. Beberapa orang petugas penebang pohon berdatangan ke atas bukit. Mereka menyiapkan kapak yang besar-besar dan gerobak untuk mengangkut kayu pohon. Karena pohon oak tersebut sangat besar, maka waktu 1-2 hari tidak cukup untuk dapat merobohkannya. Namun, selain itu ada hal aneh yang terjadi. Setiap kali para penebang pohon itu menebang beberapa bagian batang pohon, keesokan harinya bekas tebangan tersebut telah hilang. Tidak ada bekas luka tebang pada pohon tersebut. Para penebang tersebut sangat bingung, berhari-hari mereka berusaha untuk menebang pohon oak tersebut tapi belum juga berhasil.
Sesungguhnya, setiap malam ketika para penebang itu tertidur, angin kencang bertiup ke arah pohon oak tersebut. Hembusan angin yang kencang itu membawa terbang serpihan-serpihan kayu bekas tebangan. Kemudian serpihan-serpihan kayu tersebut dihembuskan angin dan menempel kembali ke luka bekas tebangan. Demikianlah, akhirnya pohon tersebut utuh kembali keesokan harinya.
Setelah merasa frustasi dan bingung, pada suatu hari datanglah salah seorang istri penebang kayu. Dia mengatakan bahwa semalam bermimpi mengenai pohon oak tersebut. Dalam mimpinya ia mendapat petunjuk cara menebang pohon besar itu. Menurut petunjuk mimpi tersebut, setiap kali menebang pohon itu, serpihan-serpihan kayunya harus dikumpulkan dan langsung dibakar. Demikian seterusnya hingga serpihan kayu terakhir saat pohon tersebut roboh. Akhirnya, para penebang pun mencoba melakukan pekerjaannya sesuai petunjuk dalam mimpi tersebut. Dan ternyata berhasil. Pohon oak yang kelilingnya tiga meter itu dapat ditumbangkan. Setelah memotong batang pohon itu menjadi beberapa potong, para penebang itu lalu menaikkan ke atas gerobak. Namun hal aneh terjadi lagi. Gerobak pembawa pohon oak tersebut tidak bisa digerakkan maju. Akhirnya pimpinan penebang itu mengusulkan agar mereka meminta tolong Oryu di desa karena Oryu yang selama ini memberi persembahan kepada sang pohon. Mungkin roh penghuni pohon itu akan mau menuruti perkataan Oryu. Setelah Oryu berada di depan gerobak, maka gerobak itupun mau berjalan hingga ke Kyoto. Tidak beberapa lama kemudian, istana baru di Kyoto berhasil dibangun dengan sempurna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar